Compass mampu membuka mata orang Indonesia tentang sepatu buatan dalam negeri
“Sepatu Compass”, sepatu yang sudah berdiri sejak tahun 1998 kembali dikejar oleh masyarakat Indonesia lagi di beberapa waktu ini. Tentu saja, siapa yang tidak kenal dengan sepatu yang sering habis diserbu orang hanya dalam waktu dibawah 2 jam? Terbukti jelas, sepatu kolaborasinya dengan Brian Notodihardjo, “Compass Bravo”, ludes habis terjual hanya dalam durasi 1,5 jam pada event Jakarta Sneakers Day. Hal yang lebih unik lagi adalah penjualan sepatu “Gazelle Red Gum” pada tanggal 13 April 2019. Ketika Sepatu Compass merilis “Gazelle Red Gum”, hanya dalam waktu 3 menit sepatu tersebut habis terjual. Luar biasa bukan?
Kualitas dari Sepatu Compass pun sudah diakui oleh banyak orang termasuk kalangan influencer. Mulai dari Den Dimas, seorang Moto Vlogger, sampai Yoshi Setyawan sebagai Fashion Influencer sudah menggunakan Sepatu Compass di keseharian mereka. Selain dari kualitas hebat yang mereka produksi, Sepatu Compass juga dikenal dengan harga sepatu mereka yang sangat murah dibandingkan dengan kualitas yang diberikan oleh mereka. Inilah juga alasan mengapa Sepatu Compass dikejar oleh banyak orang. Harga yang disediakan oleh Sepatu Compass bisa dibilang sangat murah dengan kualitas yang didapatkan.
Selain kualitas dan harga, alasan lain mengapa ada banyak orang yang mengincar Sepatu Compass ini adalah karena Sepatu Compass bersifat langka. Hal ini terlihat sangat jelas dari kolom komentar halaman Sepatu Compass di Instagram. Kebanyakan followers dari Sepatu Compass berkomentar bahwa Sepatu Compass adalah “Sepatu Ghaib” karena kelangkaannya. Ketika kita membuka halaman penjualan Sepatu Compass pada website bukalapak, stok penjualan dapat ditemukan selalu kosong. Hal ini juga membuat Sepatu Compass menerima banyak kritikan dari berbagai pihak. Banyak warganet yang berpendapat bahwa supply yang disediakan oleh Sepatu Compass tidak sesuai dengan demand yang ada di sekitar Indonesia untuk Sepatu Compass. Tapi selain opini tersebut, tidak sedikit juga orang yang berpendapat bahwa kelangkaan Sepatu Compass ini merupakan teknik marketingnya.

Perlu 2 tahun saja, Sepatu Compas mampu sukses besar bertranformasi pasar offline menuju pasar digital. Perlu sebuah keberanian dan juga strategi yang matang untuk berani menggabil keputusan tersebut.
Dibalik kesuksesan Sepatu Compas menjajal pasar digital ada 3 Strategi Marketing yang digunakan. Nah, penasaran bukan? berikut Paramerah akan bahas tuntas strategi marketing yang digunakan Sepatu Compas.
1. Encouraging Community
Encouraging Community adalah startegi sebuah brand yang ingin membetuk sebuah komunitas. Sepatu Compas berhasil membentuk komunitasnya sendiri sehingga terbantuklah loyal customer yanga akan selalu ingat dan mebeli produk-produk dari Sepatu Compas. Seperti apa sih cara Sepatu Compas membentuk komunitasnya?, Akun Instagramnya @sepatucompas sering merepost foto dari para pengguna Sepatu Compas.
2. Visual Yang Ga pernah Basa-Basi.
Foto produk dari Sepatu Compas selalu on-point. Tidak pernah sedikitpun mereka membuat pelanggannya bingung dengan foto produk yang mereka siapkan. Hal ini strategi tepat untuk Sepatu Compas yang ingin memperlihatkan detail dari setiap produknya. Selain itu, Kualitas Foto Produk dari Sepatu Compas berkualitas tinggi
3. Penerapan KOL yang Tepat
KOL singkatan dari Key Opinion Leader adalah sebuah strategi marketing yang sering digunakan oleh brand-brand besar. Menurut kami KOL yang dilakukan Sepatu Compas sangat lah tepat dengan menggunakan #localpride dan pemilihan influencer yaitu Najwa Shihab yang terkenal dengan sikap Nasionalisme yang tinggi.
Menarik bukan, Siapa yang ingin meniru strategi dai Sepatu Compas?.
Untuk anda ingin didampingi dalam hal Instagram Marketing dan Branding konsultasikan kepada kami Utero Indonesia.
Jika benar Sepatu Compass dengan secara sengaja menjaga jumlah supply produksi rendah dalam penjualan, maka teknik marketing yang mereka lakukan adalah Scarcity Marketing. Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia “Scarcity Marketing” memiliki arti “Pemasaran dengan Kelangkaan”. Menurut Econsultancy.com, Scarcity Marketing adalah teknik pemasaran dimana perusahaan menciptakan urgensi dengan menunjukkan keterbatasan produk kepada customer. Dengan adanya keterbatasan tersebut, maka customer terpaksa untuk membuat keputusan dengan cepat dan cenderung memiliki barang yang terbatas tersebut. Ada beberapa contoh dari Scarcity Marketing yang dapat kita lihat di kehidupan kita sehari-hari. Beberapa contoh Scarcity Marketing mencakup :
1. Taktik Hanya Sisa Beberapa
Tentu kita sering menemui promo yang masuk ke kotak masuk email kita yang berjudul “Segera Beli Sekarang, Hanya Tersisa 5 Pieces Lagi!”. Atau ketika kita sedang membuka halaman online shop, dan ketika kita memasukkan produk yang mau kita beli kedalam keranjang, kita diberi update bahwa produk hanya tersisa hanya beberapa lagi dalam jumlah sedikit. Hal seperti inilah yang memaksa kita sebagai customer untuk membuat keputusan dengan cepat untuk membeli produk tersebut. Dengan adanya urgensi ini, kemungkinan customer untuk menyelesaikan pembeliannya akan meningkat.
2. Taktik Hanya Sampai Waktu Tertentu
Berbeda dengan taktik sebelumnya, taktik ini memberi urgensi dan keterbatasan pada waktu. Tujuan dari taktik ini pun kurang lebih sama seperti taktik sebelumnya, dimana dengan adanya taktik ini, customer dipaksa untuk membuat keputusan sesegera mungkin. Dimana customer harus membuat keputusan sekarang, bukan besok, dan bukan hari setelahnya juga. Contoh dari taktik ini dapat berupa promo yang diberikan hanya sampai batas waktu tertentu. Karena ada batas waktu tertentu, akhirnya customer akan dipicu untuk melakukan pembayaran atau pembelian sebelum batas waktu tersebut.
3. Taktik Jumlah Produk Terbatas
Masih ingat produk kolaborasi antara Kaws dan Uniqlo? Tentang bagaimana peminat dari kaos ini sudah mengantri di mall sejak pagi meskipun mall belum buka dan bagaimana kisruhnya ketika Uniqlo membuka toko nya? Hal ini lah yang dapat kita jadikan contoh bagaimana keterbatasan suatu produk benar benar mempengaruhi keinginan customer untuk membeli produk tersebut. Bahkan, beberapa orang juga rela membeli dari reseller yang menjual produk tersebut dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga aslinya karena keterbatasan yang diciptakan oleh Uniqlo. Dengan kondisi tersebut juga tidak menutup kemungkinan untuk perusahaan melakukan kegiatan “Pre-Order” untuk mengatasi tingginya jumlah demand tersebut.
Taktik-taktik diatas dapat kita temui pada Sepatu Compass. dimana Sepatu Compass sebagai supplier berhasil membangun image agar dikejar oleh banyak orang dan menciptakan keterbatasan terhadap produknya. Pertanyaannya adalah, sampai kapan Sepatu Compass terus menjaga supply produknya rendah? Apakah dampak dari kelangkaan Sepatu Compass akan terus terjaga sampai durasi yang lama ataukah hanya sementara di waktu dekat ini saja? Satu kesimpulan yang dapat kita ambil dari kasus ini adalah bahwa keterbatasan atau Scarcity adalah prinsip yang kuat dan dapat diimplementasikan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Hanya saja, taktik ini bergantung bagaimana perusahaan mengeksekusinya. Ketika melakukan eksekusi akan strategi ini, perusahaan harus benar benar menunjukkan bahwa jumlah demand benar benar tinggi dan perusahaan memang hanya bisa memproduksi supply dalam jumlah yang rendah. Prinsip ini tidak dapat dibuat-buat. Jika memang produk yang diproduksi tidak diminati oleh masyarakat, kenapa harus masyarakat mengejar produk tersebut?
Sepatu Merk Compass adalah sebuah brand sepatu lokal asal Bandung yang sudah berdiri sejak tahun 1998. Sepatu Compass merupakan salah satu brand sepatu lokal yang mampu bersaing di Pasar Nasional. Namun, siapa sangka Sepatu Compass mulai masuk pasar digital di tahun 2018. Walaupun belum lama memasuki pasar digital, Sepatu Compass sukses besar dalam menggunakan platform Instagram sebagai media aktivasi brandingnya.
Perlu 2 tahun saja, Sepatu Compass mampu sukses besar bertranformasi pasar offline menuju pasar digital. Perlu sebuah keberanian dan juga strategi yang matang untuk berani menggabil keputusan tersebut.
Dibalik kesuksesan Sepatu Compass menjajal pasar digital ada 3 Strategi Marketing yang digunakan. Nah, penasaran bukan? berikut Paramerah akan bahas tuntas strategi marketing yang digunakan Sepatu Compass.
1. Encouraging Community
Encouraging Community adalah startegi sebuah brand yang ingin membetuk sebuah komunitas. Sepatu Compass berhasil membentuk komunitasnya sendiri sehingga terbantuklah loyal customer yanga akan selalu ingat dan mebeli produk-produk dari Sepatu Compass. Seperti apa sih cara Sepatu Compass membentuk komunitasnya?, Akun Instagramnya @sepatucompas sering merepost foto dari para pengguna Sepatu Compass.
2. Visual Yang Ga pernah Basa-Basi.
Foto produk dari Sepatu Compass selalu on-point. Tidak pernah sedikitpun mereka membuat pelanggannya bingung dengan foto produk yang mereka siapkan. Hal ini strategi tepat untuk Sepatu Compass yang ingin memperlihatkan detail dari setiap produknya. Selain itu, Kualitas Foto Produk dari Sepatu Compas berkualitas tinggi
3. Penerapan KOL yang Tepat
KOL singkatan dari Key Opinion Leader adalah sebuah strategi marketing yang sering digunakan oleh brand-brand besar. Menurut kami KOL yang dilakukan Sepatu Compass sangat lah tepat dengan menggunakan #localpride dan pemilihan influencer yaitu Najwa Shihab yang terkenal dengan sikap Nasionalisme yang tinggi.
Bagus dan berguna
ReplyDeleteTerimakasih infonya 👍
ReplyDeletecintailah produk” indonesia
ReplyDeletemantab infonya
ReplyDeleteWahhh mantap nih👍
ReplyDeleteThanks for sharing, nice info
ReplyDeletesangat informatif
ReplyDeleteKerenn
ReplyDelete